SELAYU MENTARI

Setiap detik mengisyaratkanku untuk berhenti penasaran, setiap nafas yang terurai menyuarakanku untuk menyerah. Namun aku bukan tetap disini tak bergeming, aku justru melangkah jauh lebih cepat, jauh lebih cepat.

Selayu-layunya Mentari tak akan melambatkan detak jantungku, Selayu-layunya mentari tetap akan ada cahaya lain mengisi hariku. Aku berani memastikan kau tetap termenung disitu, sebuah arti bahwa ku kan semakin dekat dengan cahyamu

Semakin hari aku semakin mengenal dirimu, ataukah aku pura-pura mengenal dirimu? Suara merdu yang terdengar di gendang telingaku tak mengisyaratkan apa-apa bagi batinku, pesan kecil yang terpatri seakan tak berarti apa-apa bagiku. Adakah dirimu memperhatikan aku? Atau diriku yang terlalu mengharapkanmu.

Engkau boleh cuek, engkau boleh terdiam tanpa kata. Namun disini aku berusaha mengikis hati tuk buktikan apakah engkau memang layak untuk berada di samping jiwaku, ataukah sebenarnya aku yang seharusnya dipertanyakan kelayakannya berada di mahligai hatimu?

Kau, satu dari seribu wanita yang ada dihidupku, sebuah rasa yang berbeda saat kau melintas di jantung harapan, sedikit mengiba rasa di palung jiwa ini untuk bisa lebih dekat denganmu.

Aku tahu, dan betul-betul tahu, bahwa wanita lebih ingin dimengerti,sedangkan lelaki lebih ingin diperhatikan. Di saat aku berusaha mengerti dirimu aku malah belum mendapatkan apa yang aku inginkan darimu. Padahal telah ku abaikan semua perhatian dari yang lain untuk menunggu sinyal dari lubuk hatimu.

Di dalam lari ku ukirkan nama indahmu di dalam hatiku, dalam tidur kurangkaikan wajahmu tuk hadir dalam setiap mimpiku. Kini ku tak lagi menulis dengan tinta air mata di atas prasasti tubuhku.sekarang Kan kutuliskan semua perasaanku dalam kertas hatiku Sebuah surat yang kutuliskan dengan pena jantungku, sebuah surat yang kutulis dengan tinta darahku.

Aku tak berharap banyak kau akan membalas surat hatiku nantinya, meskipun sudut hati yang lain mengatakan INGIN. walaupun semuanya seakan terbuang. Namun aku kan berusaha untuk ikhlas, karena yang kuharap cuma satu. Kau bisa mengerti isi hatiku. TIDAK, yang kuharap cuma ini: Kau bisa tahu bahwa aku memperhatikanmu dari Kejauhan
0 Responses